CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MOLEK PART3

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MOLEK PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MOLEK PART3, Hasrat-Bispak35 "Telah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sembari mengelap penisnya yang benar belepotan sperma bersatu cairan cinta Cie Fifi itu dengan memakai celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuman diam serta pejamkan matanya. Sang cebol kenakan celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang beberapa saat, Cie Fifi  bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok busananya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Nampaknya Cie Fifi memang mempersiapkan kantung plastik itu untuk menaruh celana dalamnya yang dia ketahui bakal dikotori sang cebol seperti sebelumnya awal kalinya.

"Dasar. Telah orangya cebol, tidak sadar kali kalaupun burungnya itucebol pun", gerutu Cie Fifi yang selanjutnya tinggalkan gudang ini.

Kata-kata Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, permasalahan yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa  saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengerang terbendung sewaktu tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari tukasnya pengen nyepong. Kapan keluarnya jika dari barusan sekedar kamu emut saja?", bertanya Dedi yang saat ini dengan kejam lagi menghimpit nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu tambah menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum serta permainkan lidahku pada penis Dedi, agar dia tak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… begitu cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang saat ini mendesah dan mengeluh kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara halus saat saya selalu usaha bikin penis Dedi berejakulasi. Kadang-kadang saya memandang nakal di Dedi, biar dia kian terangsang sampai pekerjaanku bakal usai lebih bisa cepat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MOLEK PART3

"Mmmhh…?", saya tidak dapat berbicara, cuma dapat mengguman gak terang sewaktu kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu telah tidak ada siapa siapa kembali sewaktu saya menyambung service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Sejak mulai kapan Pandu telah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya tidak memandangnya?

"Mamamm…", saya ingin larang Pandu, namun sekarang ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat berbicara dengan terang.

Telat, Pandu telah menyibak rok seragam sekolahku, dan saya udah pasrah menanti hukuman yang bakal diberi Dedi jika dia melihatku pakai celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… gak bisa… gua dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak kian kuat. Dua murid bobrok ini akan selekasnya melumatku dalam gudang ini, tetapi yang amat kutakutkan yaitu Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan seluruh rencanaku. Harusnya barusan itu saya berhasil lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tiada waktu untukku untuk pikir maupun berleha leha. Tau-tau badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Setelah itu dengan urutan ke-2 kakiku yang selalu begitu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu udah mengangkat penisnya yang nyatanya juga ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan geram saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan semua tehnik oralku biar Pandu cepat gapai pucuk serta nanti dia tak turut nikmati lubang vaginaku sesudah Dedi usai nikmati badanku. Sedangkan kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, benar di sisi bibir vaginaku. Dedi telah mengetahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka dari itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, karena kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya omong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 menyentak.

Saya tidak berani menjawab, tidak berani menengok. Pengin rasanya saya menangis, tetapi saya tidak mau kelak kawan temanku terpenting Jenny justru menanyakan bertanya kalaupun kelak mataku tampak sembab.

Saya cuman dapat pasrah dan terus mengoral penis Pandu, sembari menanti hukuman yang hendak diberi Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengerang terhambat sewaktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, memunculkan kesan yang aneh sewaktu saya mengetahui celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah dan lagi mendesah terhambat, namun saya tidak lupa kalaupun saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya tidak kuat kembali, saya mengesah dan meronta kesakitan saat saya merasai pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Sedap kan Elok?", sentil Dedi di saat saya menengok ke belakang untuk memandang apa yang telah dilakukan Dedi.

Saya memandang sisi bawah celana dalamku tarik ke atas. Ternyata itu membuat sisi depan celana dalamku ini terlipat, serta menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat hentikan semuanya ini.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Namun Dedi sungguh-sungguh ingin menghukumku. Celana dalamku ini tarik ke atas serta kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini kian jadi selesai.  Di antara pedih dan nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, namun Dedi cuman ketawa tawa.

"Udah, tidak boleh ngoceh terus! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai mukaku kembali menghadap penisnya, serta Pandu lekas menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengerang terhambat, namun sekarang saya tidak memiliki alternatif lain, saya mesti meneruskan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata telah tak sabar buat nikmati badanku. Saya merasai sisi bawah celana dalamku disingkap, serta sebuah benda pijakl, hangat dan lumayan besar, yang tentu kepala penis Dedi itu, sekarang melekat dan menekan bibir vaginaku.

Badanku mengartikulasikanng sekejap waktu penis Dedi memotong lubang vaginaku dan selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata membatasi sakit, dan selanjutnya saya selalu usaha menambahkan service oralku buat penis Pandu pada saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi berlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menohok demikian pada dalam lubang vaginaku. Sekian kali saya melenguh ketahan, dan saya mulai tidak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.

Menyebabkan saya harus kian menanggung derita waktu Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya mesti berusaha meredam mual gara-gara berbau apek yang mengenai hidungku, pula saya harus menghentikan terasa sakit bergabung nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuman mengharapkan pengidapanku ini selekasnya selesai. Saya  mengharapkan pakaian seragam sekolahku ini tidak lecek serta basah oleh keringatku sehabis saya usai ditiduri oleh dua begundal ini. Selesai saya kumpulkan segala tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan menghirup penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MOLEK PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong serta kurasakan dia mau melepas penisnya dari gempuranku, barangkali dia telah tak bisa mengendalikan kesenangan service oralku.

Namun saya tidak pengen melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat mencegah badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sekejap setelah itu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya itu kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi di lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kenikmatan sewaktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruh cairan di mulutku ini, tetapi saya tidak ingin Pandu bisa lolos demikian saja. Dia udah menghancurkan rencanaku tadi semestinya udah sukses. Saya sangat jengkel kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly dan Cie Stefanny tempo hari sukses taklukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya kemungkinan dapat menggunakan metode yang serupa untuk menumpahkan kekecewaanku di Pandu. Saya selalu mengisap penis di mulutku ini kendati pun penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, tetapi saya belum juga tuntas dengannya.

Saya selalu menarik dan mengisap penis Pandu, hingga selanjutnya dia menguik nguik seperti disembelih saja. Pada akhirnya saya hentikan kulumanku pada penis Pandu, serta di saat saya membebaskan tanganku, Pandu langsung tumbang lemas, sama sepertiseperti nasib banyak pejantan di rumahku yang tergolek sesudah saya serta beberapa doiku balik meniduri mereka.

"Oooh… kamu betul-betul pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menusukkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya dapat meletus sewaktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sesudah Dedi usai menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, kembali tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi kagum menatapku seperti tidak percaya dengan yang baru-baru ini terjadi.

"Brengsek, kamu masih dapat bisanya mengejek saya", desisku dengan suara gemetaran sangking geramnya.

Situasi di gudang jadi sunyi. Deru detak jantungku dapat kudengar dengan terang. Saya menggigit bibir menghentikan tangis. Saya benar-benar sakit hati di saat Dedi menyebutku pelacur.

Tiada pedulikan mereka kembali, saya selekasnya keluar gudang ini. Tetapi saya sadar jika saya harus mengatur diriku dalam toilet, sekalian minimal saya harus bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya lekas mengusung rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang ada untuk mengelap lelehan sperma di sekeliling pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil serta kuselipkan pada bagian dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa memudahkan rasa gak nyaman di selangkanganku.

Dan sekali ini saya telah tak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya harus terima ejekan sesuai ini? Dengan berurai air mata, saya mengatur rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis di mukaku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran berpindah udah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari ke kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang baru keluar kelasku, dan aku lekas menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit di perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian memberikan argumen kenapa saya barusan tak dapat datang di kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz atau ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu jelas sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MOLEK PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tak mau terkena tragedi untuk ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak perlu pak, Eliza telah lebih enak. Terima kasih pak, saya kembali pada kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya lekas kembali ke arah ke kelas untuk ikuti jam pelajaran paling akhir.

IV. Suatu Janji Yang Menyenangkan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny saat saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya setelah sakit di perut Jen", jawabku lambat.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu habis nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan was-was.

"Iya, barusan perutku tiba-tiba sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga nangis. Tetapi saya telah tambah enak kok saat ini Jen", saya bohong agar Jenny stop meresahkanku

"Saat ini perutmu telah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan sedih.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum di Jenny.

Sesungguhnya saya berasa sedikit tidak nikmat lantaran saya harus tidak jujur pada Jenny yang demikian perhatikan dan mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengacaukanku, walaupun saya tahu ini ialah yang terbaik, ketimbang ada yang dengerin penuturan kami waktu saya mengatakan apa yang sebetulnya berlangsung padaku saat lagi saya berada di toilet, atau bisa lebih benarnya di gudang barusan.

Tetapi tak lama setelahnya Jenny telah kembali repot merayu dan menghinaku masalah Andy. Ditambah lagi waktu jam paling akhir ini hari guru yang sebaiknya mendidik di kelas kami tidak masuk, hingga kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin semangat merayuku, serta saya telah hilang akal buat membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.

Serta saat saya gak tahu harus lakukan perbuatan apa, tiba-tiba saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang lebih kurang lagi dikerjakan Andy? Apa yang kurang lebih ada pada pemikiran Andy waktu ini? Apa dia memikirku? Tau-tau saya telah terasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang ini kembali suka deh… sampai sampai saya gak dirasa kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menangkis.

"Begitu ya? Jika gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian lihat ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengen omong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya ingin ngomong apa ya… saya pengin ngomong, kalaupun Eliza tidak sukai dengannya", Jenny menjawab dengan model cuek bebek sembari mulai membungkusi buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah benar-benar baru-baru ini keluarkan bunyi.

"Jeen… tak boleh getho dong… aku…", saya mulai kuatir kalaupun kalau Jenny benar-benar dalam kata ucapnya, dan saya serta lagi merengek-rengek.

"Kalaupun getho kamu tak boleh menangkis selalu sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.

"Aku…", saya tidak dapat berucap apa apalagi serta mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman iseng. Saya cuman dapat tersenyum malu sembari membenahi semuanya buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Selesai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas sewaktu Sherly tau-tau tampak di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berniat meratap sewaktu saya memandang Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini ingin sampai kapan sich anyar suka nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa puas.

"Ssstt!! Apaan sich? Kalaupun yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan kuatir.

"Sebab itu tidak boleh ngelamun saja sayang… lihat donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari merengkuhku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA MOLEK PART3

Saya menyaksikan ke sekitarku, nyatanya memang kelasku ini telah kosong selainnya kami bertiga. Tetapi tetap juga saya cemas bila ada yang dengar kalimat mereka barusan terkait saya jadian sama Andy. Saya gak mau Andy dengar gosip yang tak tidak, saya tidak ingin hubunganku dengan Andy yang baru saja mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.

"Namun, saya ingin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba memberinya argumen untuk pisah pada mereka, biar saya tidak terus-terusan menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, bertepatan saya  haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya  haus kok. Ya telah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini udah tarik tanganku.

Saya sudah tidak miliki argumen kembali, karenanya saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Tentu ledekan mereka padaku kembali bersambung, dan saya cuman dapat tersenyum malu.

Hingga sampai di kantin, hatiku jadi geli saat saya menyaksikan sang cebol. Saya terpikir perbuatan kejinya di gudang barusan pada Cie Fifi.

Akan tetapi saya usaha punya sikap biasa. Ditambah lagi Cie Fifi udah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Seusai kami bertiga tuntas minum, kami lekas bayar pesanan kami serta mohon pamit di Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama