CERITA DEWASA POLWAN MENAWAN MENJADI PELACUR PART2

CERITA DEWASA POLWAN MENAWAN MENJADI PELACUR PART2


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA POLWAN MENAWAN MENJADI PELACUR PART2, Hasrat-Bispak35 Bagaimana tak, 5 bulan lalu, waktu dia tengah tunggu anak buahnya menyerahkan hasil keamanan di warung langganannya, tiba-tiba kepalanya ditutup kantung hitam dan sebuah sengatan taser di uluhatinya membuat goyah maka dia tidak dapat menentang saat dibawa ke mobil dan dibawa keluar dari Kalirotan. Cahaya lampu yang ditempatkan ke mukanya membuat silau. Tangannya terborgol ke belakang bangku. Margo telah tidak aneh kembali dengan tempat penyelidikan. Dia beberapa kali sudah harus duduk di dalam ruangan semacam itu, berunding buat keamanan Kalirotan yang sesungguhnya…

Tetapi ini kali permohonan, bukan… perintah yang diterimanya cukup antik. Dia malahan belum kenal siapa interogatornya kesempatan ini. Nada pria itu demikian dalam, bahkan juga dia lantas mengaku bila dia jadi menempatkan hormat ke orang itu.

"Margo, saat ini di Kalirotan ada orang baru, namanya JuaSani Putri," kata lelaki itu jadi permulaan. Margo yang umumnya tidak sabaran serta berani menentang sekarang pilih mengkaji.

"Dia saat ini tinggal pada tempat Nuri. Saya ingin, kau lihat dia… Kau dan anak buahmu bisa memanfaatkan ia menjadi jasa uang keamanan seperti yang umum kau melakukannya. "

Embusan cerutu cuba menimpa muka Margo. Orang ini luar biasa, berpikir Margo… dia berbicara musuh yang semakin kokoh dibanding dirinya sendiri.

"Anak buahku akan kerap tiba pada umumnya, memohon porsi darimu… serta kamu dapat antara mereka untuk nikmati wanita itu. Saya ingin wanita itu dijarah mati-matian… kau harus mengatur sampai tamunya menjadi bertambah sebagian dari tempat lainnya, meski sebetulnya tanpa ada kontribusimu juga ia telah dipastikan bakal menjadi diva di sana… Sebarkan info, sebarkan mengenai dirinya… kecantikannya, kemolekannya…"

Maro selanjutnya bertekad untuk bertanya… "Mengapa kau mau membinasakan wanita itu demikian rupa… apa kelirunya kepada kamu?"

CERITA DEWASA POLWAN MENAWAN MENJADI PELACUR PART2

Lelaki itu menjawab, "Saya ingin memusnahkan dirinya sendiri, sampai jika waktunya telah tiba… dia dapat tunduk seluruhnya di diriku… Tapi, seblum dia memperoleh status yang terhormat di telapak kakiku… dia mesti rasakan apakah itu namanya neraka dunia, apakah itu neraka jahanam…"

Margo takut. Lelaki ini edan, pikirnya.

Dering Sony Experia Ultra hasil curian bergetar lembut dari sisi meja butut dalam kamar Margo, serta bikin Margo kembali lagi ke alam sadarnya. Dia ambil HP itu dan terheran…

"Ya?" jawab Margo.

"Baik… Siap… Baik… Jalankan…"

Mira menyaksikan bila Margo menjadi pucat sehabis terima telpon itu… serta Mira tidak pernah lihat Margo setakut itu.

"Siapa Bang?" bertanya pelacur itu manja. Margo menyingkirkan gadis itu.

"KELUAR!" gertaknya, bikin Mira takut.

"Ada apakah Bang?"

"Keluar kataku! Saya pengen urus Sani, kau bisa turut saksikan ia disiksa. Namun saat ini, keluar!"

Mira lekas keluar rumah Margo yang simpel itu, tapi hatinya sedikit suka lantaran dia dapat mengompori Margo buat merusak Sani. Dia tidak perduli dengan Margo yang saat ini terduduk pucat.

Perbincangan barusan membuat Margo benar-benar takut. Lelaki itu betul-betul iblis…

"Margo… tentulah saat ini Mira telah memberikan badannya kepadamu sebagai bayaran buat memusnahkan Sani…" kata lelaki itu, yang membikin Margo tercenung.

Bagaimana dia dapat ketahui?

"Kau akan mengerjakan apa yang dia minta… kau membawa Sani ke gudang kosong, mengajak ke-10 panglima areamu… silahkan siksa Sani, setubuhi mati-matian, tetapi janganlah sampai ia mati… Kau bisa mengajak Mira, agar ia ikut pula menganiaya Sani untuk menumpahkan sakit hatinya…"

"Akan tetapi satu saja perintahku kau langgar… MATI!"

Sani yang berbelanja sayur, cuma kenakan tank kampiun dan celana pendek, gak sangat perhatikan Mira yang hadir dekatinya. Dia merasa wanita itu sesuai sama dirinya… cuma tempat penampungan sperma.

"Eh Sani…" sapa Mira bersikap ramah. "Berbelanja?"

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Sani cuma tersenyum simpul, dia tengah tak mau berbasa-basi. Sampai sesungguhnya dia sendiri tidak memiliki kawan di Kalirotan. Dia jadi lebih tertutup dalam pertemanan. Yang dia ingin melakukan semata-mata buka pahanya lebar-lebar, serta membebaskan banyak lelaki hidung belang kelas teri nikmati vagina, lubang anusnya dan mulutnya secara optimal.

"Sani… saya ingin mohon bantuan sekejap, saya ingin mengambil barang di gang sisi, saya malas sendiri… mahfum banyak yang menyukai godain, hihihi!"

Sani yang malas mau sekali menampik, tapi Mira menangkap lengannya serta menariknya ke arah tempat yang lumayan sepi sebelumnya menodongkan pisau ke pinggang Sani.

"Turut gua, anjing! Atau gua tusuk elo di sini!" gertak Mira.

Sani terpaksa sekali ikuti cara Mira menjurus gang yang dia ketahui sebagai sisi terkejam di Kalirotan, serta tiada satu juga PSK yang cukup normal buat menjual diri pada tempat itu…

Mira  menggerakkan Sani masuk ke satu rumah yang lebih serupa gudang, Dorongannya lumayan keras maka dari itu Sani tersungkur jatuh masuk ke rumah yang gelap itu. Saat si gadis bangun, dia bisa dengar bila pintu ada berada di belakangnya ditutup. Buat sekilat, kegelapan keseluruhan.

Byaaaar! Hidup lampu yang tiba-tiba itu membuat si gadis mengerjap sebab silau. Dan sewaktu dia bisa mendapat kembali pengelihatannya. Margo serta sepuluh panglimanya sudah mengepungnya. Mira setelah itu mengambil langkah ke tengah lingkaran, dia dekati Sani dan…

PLAK! Pukulan keras si pelacur yang gak dikira oleh Sani membuat Sani terhuyung. Lantas pukulan dan sepakan terus-menerus Mira bikin Sani terjengkang. Mira yang seperti kesetanan terjang Sani yang terjengkang, jatuh telentang di lantai gudang. Mira menempati perut Sani, dan dengan serampangan memukuli muka Sani, menjambak rambut gadis itu, serta menubrukkannya ke lantai gudang. Cakaran Mira yang berniat membidik paras Sani tinggalkan sisa di muka mulus si eks polwan. Awal mulanya Sani pilih pasrah.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Tetapi perasaannya untuk tetap bertahan kembali tampil. Demikian mendapatkan kesempatan, Sani selekasnya memberi perlawanan. Dia balas mencakar, menjambak, memukul serta menyepak Mira. Banyak lelaki ketawa berbuat tidak etis, ya… terkecuali Margo…Ia menyaksikan style perkelahian ke-2  pelacur di hadapannya itu…. terlebih Sani, pelacur yang paling jadi perhatian oleh si perwira.

"Aneh… jenis berkelahinya demikian biasa", batin Margo… "Jadi lebih serupa pelacur berkelahi…."

Ya, Sani sekarang tidak lagi bertanding seperti seorang polwan. Dia saat ini cuma berhadapan berdasar pada insting survival… serta ini cukup mencengangkan Margo, yang berharap bila pelacur yang paling jadi perhatian ini miliki keterampilan berhadapan yang dapat membikin si perwira terpana. Akan tetapi, sesimpel apapaun Cat Fight yang terhidang, terang kelihatan kalaupun Mira mulai kelabakan. Sani sendiri mulai tampak kembali lagi ke mode berlaganya yang dahulu.

Margo berikan tandanya pada seoang anak buahnya yang dengan gesit menelikung Sani, menjambak rambutnya sampai si gadis meringis serta mengerang kesakitan. Mira mengusap darah dari bibirnya yang cedera oleh tonjokan Sani, mengatur rambutnya yang kusut sekalian dekati si gadis yang meronta kesakitan.

BAM! Mira menggebuk muka Sani, menimbulkan bibir pecah.

BAM! Pelipis si gadis.

BAM! Hidung Sani… sampai mimisan…

SCRATCH! Kuku Mira yang cukuplah panjang menggores paras Sani sampai tinggalkan goresan membentang dari kening kanan ke pipi kiri sampai ke rahang  si gadis. Mira tersenyum iblis memandang muka Sani yang telah dibikinnya cacad itu. Tapi dia belum puas… Dia mengepalkan tangannya dan…

BUGH! Sani sampai muntah serta megap-megap. Mira membantai mutlak di uluhatinya. Panglima Margo membebaskan si gadis yang lekas jatuh terduduk, serta Mira memberi sepakan keras ke rusuk si gadis, menimbulkan Sani terjengkang serta mendekam kesakitan.

"Mira! Cukup!" nada Margo yang tegas menyudahi cara Mira.

Nyatanya Mira udah memegang sebilah pisau cutter. Barusan cutter itu dipakai untuk menodong Sani. Mira menyaksikan Sani yang mengesah meredam sakit di perutnya. Tangan yang memegang cutter itu bergetar… Serta Mira mengambil langkah maju.

CERITA DEWASA POLWAN MENAWAN MENJADI PELACUR PART2

Sekarang Margo sendiri yang menggebuk Mira dangan maksimal. Si gadis terjengkang, menjerit kesakitan. Dia memerintah lima panglimanya untuk berikan pelajaran pada Mira, yang sekarang beringsut ketakutan. Samar-samar Sani dengar pukulan, sepakan, jerit Mira, bunyi cabikan kemeja. Akan tetapi sekarang dia harus pikirkan dianya sendiri sendri yang tidak lebih bagus. Margo dekati dianya sendiri bersama lima panglimanya yang lainnya. Dia coba merayap menjauh, akan tetapi sebuah kaki yang mencapai telapak tangannya dengan keras membuat menjerit kesakitan.

Sani melihat belati perintah yang digenggam Margo, belati dengan baja opsi yang paling cemerlang. Dengan badan tengkurap, Sani haya dapat bergidik rasakan dinginnya baja yang digesekkan dibalik celananya. Baja dingin itu menjalari pantanya yang paling digilai banyak lelaki yang nikmati badannya… pantat sekal yang seolah memikat tiap lelaki untuk meremasi bongkahan itu, menamparinya, mengigitinya, sampai menjilatinya… Serta terlebih lubang cantik yang seperti tidak pernah buka lebar itu sebagai dermaga penis-penis yang jarang mendapat kesenangan sama, baik dari istri syah mereka ataupun pelacur yang lain pilih untuk tidak biarkan lubang pembuangan mereka dimasuki penis. Sani dapat rasakan baja itu membawa bahan celana pendeknya, serta bunyi robekan perlahan-lahan kedengar, berarti bila sekarang kain penutup selangkangannya mulai tercabik dan bikin selangkangan eloknya terkena dinginnya lantai gudang yang kotor dan dingin. Dengan badan masih ditahan tertelungkup di lantai gudang kembali Sani dapat rasakan dinginnya baja belati menjelajahi punggungnya… kemudian…sreeeeeeek! Bahan tanktop tipis itu tidak sesuai dengan kuatnya baja belati, sampai dengan sejumlah pergerakan saja badannya terpasang bebas didepan lelaki bajingan yang selalu memberlakukan banyak buruh sex komersil ibarat onggokan daging pemuas hasrat. Sani masih tengkurap di dinginnya lantai gudang yang kotor serta kasar cuma karena berbentuk susunan laporkan semen tiada tegel atau keramik. Payudaranya, perut ratanya, pahanya perih karena tergores lantai.

Sani dapat dengar bunyi sabuk yang dibuka. Dia persiapkan dirinya….

CTAAAAR!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Sani mengigil… tangannya yang dipegangi mengepal serta menggigil… kepala sabuk yang dibuat dari besi itu yang menimpa badannya.

CTAAAR!

CTAAAR!

Sani menjerit sejadinya saat Margo mengcambuki punggungnya, bokongnya, belakang pahanya…

Dan jeritannya kian kuat di saat Margo memerintah anak buahnya buat membalik badannya, lalu tiada belas kasihan melecuti Sani, di payudaranya, perutnya, rusuknya, serta di vaginanya….

Jerit kesakitan dan suara meminta ampun Sani sekali-kali gak digubris oleh Margo yang seolah melepas kebencian yang ditahannya sampai kini. Di saat lelaki itu selseai, badan si gadis bonyok penuh cidera sikatan kepala sabuk, beberapa bilur di badan si gadis keluarkan darah.

Margo lalu berlutut di depan selangkangan si gadis, turunkan celana, serta keluarkan penisnya… Lalu dengan sekehendak hati menohokkan penisnya ke vagina Sani yang bengep karena babatan sabuk yang berulang-ulang di situ. Sani cuman dapat menggelinjang kesakitan, penis Margo menerobos kewanitaannya yang kering. Badan Margo yang melekat di badannya bikin si gadis mendesis sebab keringat si kepala preman bikin perih bilur serta cidera di badannya. Sani cuman menggeletar membatasi perih saat pada akhirnya Margo menarik keluar penis yang udah buang sperma ke rahimnya.

"Rasakann tuch perek… sekarang….."

Perintah Margo belum pula tuntas saat ke-10 anak buahnya lekas masuk Sani yang cuman dapat mendesah perih, meringis dan menjerit kesakitan. Sementara si kepala preman sendiri bergeser ke pribadi badan di pojok lain gudang itu. Pribadi Mira yang paling mengiris hati. Pelipis mata si gadis pecah, hidungnya patah, sejumlah giginya tanggal, lengannya terlihat patah dan dislokasi.

Pelajaran yang dikasihkan anak buahnya memang kejam… tapi itu penting. Margo berjongkok dekat badan bonyok Mira masih bernafas meskipun cuman kadang-kadang.

"Saya udah molorangmu, Mira… namun kamu melawan aku…." tukasnya sembari bangun, menarik samping kaki Mira ke arah pintu belakang gudang. Margo menarik badan Mira seperti menarik karung rongsokan ke suatu kandang di atas pentas yang tertutup terpal.

CERITA DEWASA POLWAN MENAWAN MENJADI PELACUR PART2

Margo mengusung badan kurang kuat Mira…

"Tonton baik, Mira… Ini hukuman untukmu," ucapnya sembari buka terpal.

Mata Mira yang lebam sedikit membelalak memandang isi kandang yang dapat menyimpan 2 orang dewasa itu.  Cicit tikus-tikus garang dalam kandang yang terperanjat karena paparan matahari membikin Mira merinding, Ya… hukumannya barusan dimulai… dengan badan begitu, dia gak dapat meronta atau berontak, dia cuman dapat pasrah waktu badannya diangkat Margo dan disisihkan ke kandang tikus itu. Mira rasakan sakit, akan tetapi dia tidak lagi dapat bergerak, berteriak atau meronta… Dia cuman dapat merasai kesakitan tanpa ada dapat mengerjakan apa-apa… rasakan badannya perlahan-lahan jadi hidangan tikus-tikus kelaparan itu….

Margo menyaksikan anak buahnya yang lagi mengolah Sani. Dua penis anak buahnya sedang membantai anus si gadis secara berbarengan, sementara mulut si gadis diminta mengoral penis untuk penis yang disikatkan secara kasar. Vagina si gadis gak lebih bagus nasibnya… seorang anak buahnya lagi membabat vagina si gadis dengan kepalannya, dan dia gerakkan tangannya dengan begitu kasar. Margo menyaksikan menuju kegilaan di hadapannya, sampai laras sebuah pistol yang melekat berada di belakang kepalanya membuat tersadarkan. Dan seperti pasukan siluman yang keluar neraka, beberapa puluh prajurit dengan seragam penyamaran komplet menodong ke-10 anak buahnya. Sekarang Margo berdiri didepan sepuluh anak buahnya yang berlutut dengan tangan ada di belakang kepala. Margo tersenyum senang memandang air muka beberapa kepercayaannya yang gak kenal takut itu. Gestur paling akhir yang dilihatnya saat sebelum sebutir peluru yang tembus dahinya bikin nyawanya terbang tinggalkan badannya. Dan figure si bos preman yang berdebam di lantai gudang jadi deskripsi paling akhir yang disaksikan ke-10 panglima tempat yang gak lama  mengikut tapak jejak si pimpinan tinggalkan dunia fana ini dengan rasa senang sudah jadi sisi kumpulan yang paling ditakutkan, yang mustahil kalah terkecuali diakali seperti itu…

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Pimpinan regu hampiri figure yang kembalikan pistol yang barusan mengakhiri nyawa Margo ke sarungnya.

"Area telah ditangkap, semuanya intimidasi telah dinetralisir, laporan usai"

Lelaki itu menggangguk dan pasukan barusan selekasnya keluar gudang. Lelaki itu dekati pribadi badan Sani yang paling kurang kuat…. Mata Sani yang tertutup sperma buka perlahan…

Mulutnya berujar lirih…. "Ba…paaaak?"

Sani terjaga di dipan empuk. Dia meraba sisi lengannya yang berasa sakit dan merasa jarum I.V  di situ. Matanya mengerjap, serta samar-samar dia memandang kamar tempatnya dirawat, rumah sakit dengan fasiitas bagaikan hotel bintang lima. Perawat silih bertukar menjaga badannya, mengembalikan seluruh cidera. Mereka dan beberapa dokter berusaha dengan seisi tenaga untuk kembalikan situasi Sani seperti yang telah lalu. Dan tugas mereka sesuai harapan. Waktu Sani bertelanjang bundar di kamar mandi rumah sakit serta melihat refleksi dirinya sendiri di cermin, dia takjub. Tidaklah ada satu cacat lantas yang gak diperbarui, sampai sejumlah bekas cedera di badannya baru terlihat jika jadi perhatian dari amat dekat. Lalu, dokter yang menjaganya tiba serta bercakap,

"Selamat Nona, secepatnya anda boleh pulang."

Sani kembali termangu… Ke mana dia bakal pulang? Dengan lemas Sani menggunakan makanan rumah sakit dan minum obat yang dikasihkan kepadanya. Serta entahlah kenapa dia terasa sangatlah letih…. benar-benar sangat letih…

"Dipan ini jadi bertambah empuk", batin Sani sembari buka matanya…

Dan Sani melonjak bangun dari tempat tidur itu, selekasnya jatuhkan diri bertimpuh. Dia menangis sembari merengkuh kaki lelaki yang berdiri dengan wibawa tinggi. Laki laki itu selanjutnya tiba jemput.

"Bapaaaak…" tangis Sani di kaki Kombes Bambang Harjadi, tangis bersedih, tangis berbahagia….

Setahun selanjutnya. 

Kombes (Purn) Bambang Harjadi lagi menyaksikan laporan di hadapannya. Dia tersenyum kebapakan di Sani yang memberikan laporan itu kepadanya. Laporan teratur saja, tentang penghasilan serta pengeluaran. Dari jaringan pelacuran yang dahulu terkuasai Ryoko, tapi saat ini telah jadi kebun penghasilan dianya, dengan hasil benar-benar memberi kepuasan.

CERITA DEWASA POLWAN MENAWAN MENJADI PELACUR PART2

Serta lebih dibanding itu, semua rahasia banyak client saat ini jadi punya dia, maka ia semakin istimewa dalam berkuasa dibalik monitor biarpun ia saat ini udah pensiun. Tidak kenapa menyelesaikan profesi penegak hukum dengan pangkat paling akhir gak capai bintang; toh mereka-mereka yang mempunyai bintang di pundak dapat ia pegang setiap waktu, karena seluruhnya kartu berada di tangannya. Tahun yang lalu Ryoko divonis mudah, cuman 1 tahun penjara. Memanglah itu hukuman maksimum buat mucikari. Ada pasal-pasal dengan sanksi hukuman lebih berat berkaitan kejahatan trafikking/perdagangan manusia, maksimum 15 tahun, akan tetapi advokatnya, Prabu, sukses menangkis gugatan itu, terselamatkan kesaksian Sani dahulu yang mengatakan jika ia melacur di bawah Ryoko dengan suka-rela. Ryoko udah menjalankan zaman hukuman serta bebas.

TAMAT.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama