CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG BAHENOL PART2

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG BAHENOL PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG BAHENOL PART2, Hasrat-Bispak35 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pun, masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya terasa tidak ingin menantang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya tertekan kepalanya. Duh, yang saya kerjakan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya lagi jual tubuh saya… itu sesungguhnya salah, namun kok… mengapa saya jadi tidak perduli? Mengapa saya malahan jadi bernafsu memikirkan bagaimana Kedengarannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya disantap, serta tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Serta saya jadi tambah terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya sewaktu Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya serta bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok berbeda ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Sedap kan?"


"Ahn…" desah saya sebab kenikmatan pentil saya dimain-mainkan, mengakibatkan pembicaraan saya tidak terlewati,


"Iya Juragan… saya senang di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Ujarnya, "Saya membikin kamu lebih sedap di sini ya?"


Juragan menyingkap kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!


"Coba kalaupun begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tidak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi semacam itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG BAHENOL PART2

Saya tidak pernah disentuh orang pada bagian situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah kiranya. Rasanya ada suatu hal yang pengen keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan terus memain-mainkan itil saya tanpa ada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya  ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang ingin keluar Juragan… aduh…"


Memanglah, saya terasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan terus main di kemaluan saya, dan gak tahu mengapa, saya jadi ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir saya ketahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat dan begitu nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya setelah itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya tersengal, sesudah ngecrit, tubuh saya seperti habis terkena strum atau kesambar petir. Duh, sinting tenan. Hingga sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sembari ngomong, "Nach, itu buat awalannya, Denok…"


Serta tiba-tiba saja, Juragan udah membuka celana, serta melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Betul-betul saya belum ketahui banyak perihal tubuh laki laki serta wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memaparkan, "Kontol ini pengen masuk ke memekmu…"


Saya melotot memandang anunya Juragan yang besar serta berurat itu. "Tapi… namun gak dapat muat, Juragan!"


"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali jika kamu pengin kumasuki."


Ini kali Juragan tidak menunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga sampai njerit!


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya ditiduri Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya terasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tanpa menanti jawaban, menerobos jadi dalam ke anu saya. Saya cuman dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya menyaksikan. Di kontolnya nampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sembari mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, tetapi mulut saya ketutupan mulutnya. Setelah itu Juragan lagi nggenjot saya, masuk-keluar, masuk keluar, jadi lama makin kuat. Tubuh saya digempar-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, diguncang pergerakan Juragan. Saya hingga gak dapat bicara, cuman dapat ndesah dan njerit tidak karuan. Saya usaha mohon Juragan gak boleh kencang-kencang, namun beliau tidak dengerin. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengetahui ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dilunasi? Mengapa tidak sejak dahulu saja, ya?Tebersit ingatan sesuai itu dalam kepala saya. Namun saya hiraukan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah dan memohon saya tegak, saya nurut. Dan tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau kayak apa keliatannya saya. Muka saya tentu tampak porno sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan terlihat puas.


"Hah… uh… Mari selalu Denok… saya puas ndengar suaramu jika dientot… mbikin makin gairah. Kamu suka juga, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan dan omongan tidak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak kalaupun telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Sampai?" Saya kebingungan apa artinya.


"Kelak  kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin dalam kamu bila kamu udah… sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak mengerti apa artinya Juragan, dan gak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, bila kepala saya sarat dengan hati nikmat karena dientot Juragan. Tetapi gak lama lantas saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, waktu seperti itil serta memek saya dimain-mainkan barusan. Sudahkah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya semakin gemar nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, serta langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya maka dari itu burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, kemungkinan lidah saya menjulur keluar, saya sudah tidak perduli semesum apa cakepg saya pada saat saya menjerit kenikmatan itu. Saya rasakan ada yang keluar di kemaluan saya. Basah serta hangat. Dari anunya Juragan. Buat kali pertamanya ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya berpijak ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Dan selanjutnya runtuhlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terjepit jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Beberapa lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia terus geser saya dan bangun, lalu memanfaatkan kembali pakaiannya. Sekalian mengenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup bisa pula ndapat perawan siang-siang begini… Kalaupun kamu ingin, Denok, mencari uang itu gak sulit…"


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG BAHENOL PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 



"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan buat membayar sewa kamu 3 bulan?"


Saya tiduran cukup lama hingga kemudian kebolehan saya kembali. Terburu-buru saya gunakan kembali kemben dan kain saya. Haduh, cakepg saya sudah pasti nggak karuan. Bedak saya hingga sampai luntur dan melekat di seprai dipan Juragan. Juragan selalu duduk mencermati saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan dan tergesa-gesa turun. Di bawah, di muka toko tambah ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya tidak berani hadapi mereka, manalagi serasi berantakan ini. Saya hingga sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke kontrak. Ee, rupanya ibu pemilik sewa kembali nongkrong di muka.


"Siang-siang kok telah balik, Denok? Lah, kok amburadul begitu? Habis ngapain kamu?"


Semuanya pertanyaannya saya abaikan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya terus mabur ke kamar. Saya lekas membuka busana dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih tidak yakin apa yang baru saja saya laksanakan dengan Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewaan 3 bulan. Apa saya bersusah-hati atau malu? Apa saya harusnya sendu atau malu? Tidak tahulah… Tetapi yang berlangsung justru tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang telah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini cerita kehidupan saya. Setelah hari itu, ada yang beralih di kehidupan saya. Saya masih tetap cari penghidupan dengan menari untuk beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…sekarang, sewaktu-waktu saya perlu uang, saya gak kembali enggan-segan tawarkan tubuh saya ke laki laki.  ini tidak betul, serta semestinya saya stop, namun rayuan duwit sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, semuanya orang di Pasar mengenal saya. Siapakah yang tak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak dan bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Dan saat ini saya juga dikenal sebagai Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Udah malam, serta saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seorang, saya kasih senyuman manis serta saya bisikkan harga saya bila ia pengin.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, mempunyai rambut cepak, serta mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ucapnya sekalian menyentuh kemben saya.


"Ingin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari seluruh orang yang berada di sana, cuman ia serta seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang tidak laku-laku dicarter lantaran terletak begitu ke dalam.  Saya membuka diantaranya serta saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani di situ. Saya digilir mereka berdua di situ. Mereka mohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Anyar pertama?"


"Ah, tak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, pernah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya pikirkan barangkali dua puluh atau lebih.  Saya gak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya pikirkan sekedar kerja sebagai berikut lebih enteng mendapat duit. Saya pun tidak terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya mengerti itu sebetulnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih senang saja rasanya. Serta selanjutnya, saya dapat uang. Sebulan-dua bulan selepas Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi semakin mempunyai pengalaman menjadi lonte. Sudahlah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain-lain. Dan saya lantas jadi tambah dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan seluruh rahasia mereka. Hihihi… Saya ketahui siapakah yang kontolnya paling besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, terkadang saya sampai tahu masalah rumah tangga mereka.  saya mengetahui beberapa orang yang setiap harinya nampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, namun jika sudah pingin, mereka cari saya juga.  Saya  beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba beberapa hal anyar. Contohnya ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pun kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu kali pertama coba itu, saya jejeritan. Sakit! Mohon ampun sakitnya. Namun semakin lama kebiasa juga.  Saya pula jadi kian tahu dengan Juragan. Wanita yang berada di photo bersama Juragan itu betul istrinya, tetapi telah mati. Mati waktu melahirkan anak sulung, anaknya tidak juga selamat. Juragan sampai kini kesepian, serta hidupnya cuman mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, rupanya beliau sendirian  seperti saya. Saya  jadi tahu jika dahulu, saat muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah senang orang penari juga.  Cuman masa itu Juragan belum mempunyai apapun, ditambah lagi penari itu pula simpanan seorang camat. Juragan hanya dapat menonton serta terkagum pada dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan lantaran itu pula Juragan selalu memohon saya gunakan kemeja serta dandanan penari komplet tiap-tiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut pula suka kalaupun dapat buat Juragan suka. Tambah hari saya semakin terlarut di kehidupan selaku penari yang berjualan tubuh. Sebab uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pemuasan gairah lelaki. Tiap-tiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sebetulnya saya ingat jalan ini tidak betul, tetapi tubuh saya lagi memohon lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya terus melakukan cuma karena uang. Semakin lama saya kian urgent. Layani dua-tiga orang sekalian.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG BAHENOL PART2

Tidak terhitung orang yang buang benih dalam kandung saya. Saya lantas kian berani. Selanjutnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah rasakan tubuh saya, dan saya lantas hamil… Alamiah, kalaupun ingat demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Namun saya selalu melacur kendati pun perut saya menjadi membesar. Serta saya pula terus hadir ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya mulai mencolok, serta beliau nampak rada panik dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat kondisi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan memecut saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu pertamanya kali beliau setubuhi saya. Namun saat ini, antara seluruh konsumen setia saya, saya cuman dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri  gak tahu. Karena barangkali setelah Simbok wafat, Juragan-lah yang terdekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati masa-masa bersama Juragan. Termaksud saat ini, waktu beliau tengah senggama dengan saya, sekalian gantenggnya risau. Rasanya saya mau buat beliau tidak waswas. Bukanlah sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan bergabung dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun setelah saya dan Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi satu momen yang ngubah hidup saya. Saya telah 6 bulan hamil, namun masih tetap keliling menari… Saya sudah seharusnya stop. Tetapi saya mbandel. Saya semaput di jalan. Tentunya ada yang menyaksikan dan menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Serta dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sembari pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada waktu lihat saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun karena masih lemas. Setelah itu Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta kalau saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan ngomong itu seluruhnya sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Bila bukan lantaran yang pertamanya itu, kamu gak perlu hingga sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama